Ehhmm untuk kali ini saya sudah membuat syair lagu untuk tulisan yang baru ini.
C=Fis Guitar standard tunning with capo in 2
INTRO – Shattered Creative ideas in Indonesia
Coba kita bernostalgia sejenak. Kita kembali kemasa ketika kita kecil. Kita putar kembali (flashback mode preparing to active) saat-saat dimana lucu-lucunya kita. Bagi yang sekarang merasa jelek (tidak bermksud menyinggung anda yang sedang membaca… sumpah – – v) mungkin itu adalah masa-masa keemasan. Hehehehe.
VERSE – The Flashback
Dengan polosnya kita mencoba segala hal, dari mulai di pegang, di lempar-lempar, sampai di masukan kedalam mulut (jangan khawatir sekarang dancow+ dilengkapi dengan lactobasilius protectus yang menjaga balita dari kuman dan bacteri jahat di sistem pencernaan) lalu menanyakan segala sesuatu sampai ke detil atau hal yang mungkin tidak pernah kita bayangkan, dan tentunya bagaimana kewalahannya kita untuk memjawab.
Sayang sekali masa masa pengembangan diri tersebut seringkali tidak didukung oleh lingkungan disekitarnya. Karena tidak bisa menjawab seringkali mereka disuruh diam atau dimarahi. Yang membuat enggan mereka untuk bertanya lebih jauh bahkan ke orang lain.
Lalu sering sekali keluarnya ide-ide brilian di saat saat bermain atau di saat tidak terduga, yang kedengarannya mustahil (tapi tetap brilian) yang tidak direspon secara positif.ketika mereka mengutarakannya pada orang dewasa yang berpikiran sempit “Ah tidak mungkin”, “sudahlah….” atau malah ditertawakan (atau bahkan dicerca?)
REFF – let us think in our perspective
Pikiran kreatif mereka (Bahkan mungkin saya dan anda) terkekang karena orang tua yang tidak kompatibel, (bagi para anak-anak yang orang tuanya tidak kompatibel bisa ditukar dengan orang tua baru paling lambat 2×24 jam setelah pembelian dengan membawa tanda terima atau diupdate dengan versi yang lebih baru)
Ditambah lagi dengan sistem pendidikan indonesia yang payah dengan elemen pendukungnya yang tidak kalah payahnya (saya tidak menyebut guru yang salah, ya tidak semua..). Dengan segala keterbatasannya dan peningkatannya sistem pendidikan kita tetap saja kita terpaku pada teori. Ketika ada pikiran kreatif dari siswanya mereka membalas dengan teorinya. Pahami Teori! Teori! Teori! Dan Teori. Biarpun sering kita dengar “yang penting paham, tidak usah sama dengan buku” tapi pada kenyataannya masih banyak kejadian jawaban kita disalahkan karena tidak sempurna menurut guru pengajar, kurang ini, itu dan atau bla..bla..bla (curhat penulis..) atau pada sesi tanya jawab kita menjawab (memang guru tidak mengatakan itu salah) tapi pertanyaaan itu di ajukan kembali sampai dapat kesimpulan yang sama (bukan hanya sama biasa, tapi sama persis) dengan buku. (Guru beginian sumpah, gak gw banget)
Atau dengan segala keterbatasannya ide kreatif itu diiyakan dan dibiarkan hilang begitu saja. Mungkin merasa atau tidak anda sebagai teman juga turut serta dalam penghancuran sebuah ide kreatif yang bisa merubah dunia. Kreatifitas mereka semakin terkekang dan potensi mereka berhenti sampai disana.
Hah? Saya ikut menghancurkan mereka? Bagaimana mungkin.
Ya tentu saja mungkin! Ketika mereka dengan semangat-semangatnya menceritakan ide mereka, kita malah memvonis tidak mungkin, atau mengejek dan mentertawakannya, atau mengatakan bahwa ide tersebut jelek.
Padahal sebagian besar penemuan besar umat manusia merupakan ide kreatif yang dianggap tidak mungkin pada masanya. Siapa yang dulu mengira manusia bisa pergi ke bulan? Siapa yang dulu menyangka bahwa bahwa manusia bisa terbang? Siapa yang dulu menyangka informasi bisa sampai dan tersebar dalam hitungan detik?
INTERLUDE – begin the change
Sadar atau tidak kita semakin dewasa semakin sempit pikiran kita. Pikiran kita semakin dipenuhi dengan Teori! Teori! Teori! Teori! (pengaruh sekolah bukan pengaruh kedewasaan..) Dan semakin kita terpengaruh dengan teori semakin kecil kecenderungan kita berpikir lebih kreatif
Sekali kita terbiasa dengan satu pola pikir dan pola perilaku, akan sulit lagi untuk merubahnya. Itu sebabnya banyak orang yang pintar tapi sulit bekerja. Karena ia sudah terbiasa dan akhirnya terjebak dalam pola pikir perilaku teori.
Saya tidak mengatakan teori itu tidak penting. Teori itu landasan, pondasi kita dalam berkreatif ria. Dengan rangsangan ilmu kreatifitas akan semakin berkembang untuk menembus batas. Tapi bila kita terpaku pada teori ilmu tersebut malah akan menjadi batas bagi kita. (males banget kan kbanyakan teori?)
OUTRO – nothing imposible
Oke kita sudah mencerca sistem dan para penghancur ide. Sekarang kita sudah siap menjadi generasi kreatif.;
Tapi masih ada satu lagi musuh yang harus dihadapi. Dia adalah musuh terkuat (istilahnya kalau di game-game final boss yang harus dikalahkan dengan segenap skill kita sebagai gamer) dia adalah diri kita sendiri.
Hah musuh terakhir adalah diri kita sendiri? Ya seringkali ide-ide kreatif yang muncul dengan briliannya malah kita sendiri yang menghancurkannya.
Ah kayaknya aneh banget, aduh susah, malaaasss anjing ga mungkin bgt deh kayaknya?? dan sebagainnya
Jangan biarkan rasa pesimis, malas, tunda menunda menghalangi. (disampaikan khusus untuk penulis sendiri)
Sebenarnya pikiran kita adalah sumber ide segaligus penghancur ide yang paling dashyat.
Tinggal kita memilih apkah kita akan memakainnya untuk membuat ide-ide kreatif untuk dunia yang lebih baik atau menghancurkannya sebelum berkembang?
Otak kita memiliki potensi tidak terbatas
Jangan langsung memvonis!!! Kita adalah hakim untuk ide kita!!!
Salamm syuper (quoted from mario teguh)